Situs judi bola online sbobet & ibcbet terbaik master188.com,- Musuh tak selamanya berseberangan. Bahkan, jika takdir berkehendak, tentu saja mereka bisa menjalin kerja sama. Itulah yang kini terjadi pada situasi Mercedes dan Red-Bull. Sempat bersitegang akibat persaingan di lintasan, kedua kubu sepakat mengakhiri 'permusuhan' tersebut.
Seperti dirilis ESPN, kemarin, Mercedes dan Red-Bull sudah menjajaki beberapa kemungkinan kerja sama. Satu di antara isu yang paling krusial adalah kemungkinan Mercedes untuk memasok mesin bagi Red-Bull.
Mercedes dalam beberapa hari terakhir memang santer dikabarkan akan menjadi pemasok mesin bagi Aston Martin yang akan terjun di F1. Namun di samping itu mereka ternyata membuka peluang untuk menjadi rekanan Red Bull.
Kontrak Red Bull dengan Renault sebagai pemasok mesinnya saat ini akan berakhir di penghujung 2016. Renault dikabarkan bisa saja menyudahi kerjasamanya tersebut karena mereka tengah berencana turun dengan tim sendiri. Renault memang sudah lama ingin masuk ke ajang balapan F1, dan kali ini pintu terbuka lebar dengan cara membeli kepemilikan tim Lotus.
Itu artinya Red Bull serta Toro Rosso akan butuh pemasok mesin baru. Di sanalah Mercedes siap menyediakan mesinnya untuk dipakai. Bos besarMercedes Motorsport, Toto Wolff mengungkapkan, semua kemungkinan memang bisa saja terjadi, asalkan kedua pihak sepakat untuk memberikan benefit masing-masing.
Toto memprediksi, Renault memang akan turun ke ajang F1 dengan mengusung tim sendiri. Proses pengembangan mesin kabarnya sudah mulai berjalan sejak tahun lalu. Lotus menjadi incaran paling solutif, karena memang butuh penanganan serius.
"Jika Renault benar-benar punya tim sendiri, mereka akan sibuk dengan pengembangan mesin untuk beberapa tahun ke depan. Saya memprediksi mereka akan menghentikan pasokan untuk tim seperti Red-Bull dan Toro Rosso. Di situlah peluang Mercedes, jika mereka mengajukan permintaan resmi," jelas Toto.
Team Principal Red-Bull, Christian Horner mengakui, pihaknya saat ini tengah membahas ragam kemungkinan kerja sama dengan pemasok mesin di luar Renault. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika Renault benar-benar mengambil Lotus.
"Mercedes adalah sebuah opsi. Tapi kami ingin tampil kompetitif, jadi pertanyaan besarnya adalah bisakah kami mendapatkan spesifikasi mesin utama mereka, bukan mesin yang setahun lebih tua," tutur Horner.
"Tidak ada pembicaraan sedang berlangsung saat ini, belum ada yang dimulai, tapi Anda harus mempertimbangkan semua opsi. Saya membiarkan pitu itu (kerjasama dengan Red Bull) terbuka," ungkap Wolff.